Wildcard adalah simbol atau karakter khusus yang digunakan sebagai pengganti satu atau lebih karakter lain dalam pencarian atau pemfilteran data. Dengan kata lain, wildcard berfungsi untuk mewakili pola (pattern) tertentu agar kita bisa mencari data tanpa harus menuliskan kata secara lengkap atau spesifik.
Contoh Umum Penggunaan Wildcard:
Dalam sistem operasi (misalnya Windows atau Linux):
*.txt → menampilkan semua file yang berakhiran .txt
data* → menampilkan semua file yang diawali dengan kata "data"
?ata.doc → akan cocok dengan data.doc, kata.doc, dll.
Dalam database (misalnya MySQL, SQL Server):
Gunakan % dan _ sebagai wildcard di klausa LIKE:
SELECT * FROM siswa WHERE nama LIKE 'A%';
→ menampilkan semua nama yang diawali huruf "A".
SELECT * FROM siswa WHERE nama LIKE '_ndi';
→ menampilkan nama dengan 4 huruf yang diakhiri “ndi” (misal “Andi”).
Dalam jaringan (networking):
Wildcard mask digunakan di router (seperti Cisco) untuk menentukan alamat IP mana saja yang termasuk dalam suatu aturan akses (ACL).
Contoh:
Network: 192.168.1.0
Wildcard mask: 0.0.0.255
Artinya mencakup semua IP dari 192.168.1.0 sampai 192.168.1.255.
Kesimpulan:
Wildcard digunakan untuk mempermudah pencarian, pemfilteran, dan pengaturan pola data tanpa harus menyebutkan semua kemungkinan secara eksplisit.
Simbol yang umum digunakan tergantung pada konteks:
* dan ? di sistem file.
% dan _ di SQL.
Pola biner seperti 0.0.0.255 di konfigurasi jaringan.
VLSM Subnetting: Pengertian, Langkah-langkah, Manfaat, dan Studi Kasus
Press enter or click to view image in full size
Subnet
Subnet atu sub-jaringan adalah pembagian sebuah space alamat IP secara logical menjadi beberapa space jaringan yang lebih kecil. Salah satu kegunaan dari subnetting adalah untuk mengurangi network-wide threats dengan mengkarantina bagian-bagian jaringan sehingga membuat trespassers bergerak leluasa di dalam jaringan. Keuntungan lain dari subnetting adalah mengurangi kepadatan traffic jaringan dikarenakan traffic yang ditujukan untuk sebuah device hanya berada pada subnet device tersebut. Tanpa subnet, semua komputer dan server dalam sebuah jaringan dapat melihat packet yang dikirimkan oleh semua komputer lainnya.
Pengertian VLSM ( Variable Length Subnet Mask )
Salah satu cara melakukan subnetting pada jaringan adalah dengan metode VLSM. VLSM adalah pengembangan mekanisme subnetting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet-ones tidak bisa digunakan. Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
- Efisien menggunakan alamat IP karena alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.
- VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara efektif mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.
- Berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.
Langkah-Langkah Subnetting Menggunakan Metode VLSM
Sebelum itu subnetting adalah teknik yang digunakan untuk memecahkan jaringan menjadi beberapa subjaringan yang lebih kecil. Teknik subnetting biasanya digunakan untuk memudahkan pengelola jaringan, seperti sistem dan network administrator dalam bekerja. Menurut buku Pemrograman Jaringan dengan JAVA karangan Ach. Khozaimi, S.Kom., M.Kom., subnetting adalah proses untuk memecahkan atau membagi sebuah network menjadi beberapa network yang lebih kecil.
Karena pada dasarnya seorang admin jaringan tidak mutlak hanya berkutat dengan server-server beserta konfigurasinya saja, tapi dia juga harus bisa bermain-main dengan layer bawah dari OSI layer. Dalam realitanya admin jaringan pasti akan berhadapan dengan permasalahan topology jaringan.
130.20.0.0/20 Kita hitung jumlah subnet dahulu menggunakan CIDR, dan didapat: 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20 Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka: Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16 Maka blok tiap subnetnya adalah:
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu: 130.20.32.0 Kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu: /20 = (2x) = 24 = 16 Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat: 130.20.32.0/24 Kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1–1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1–2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1–3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1–4 = 130.20.35.0/24
dst … sampai dengan Blok subnet VLSM 1–16 = 130.20.47/24
Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1–1 yaitu 130.20.32.0 Kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Jaringan ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Nama Perusahaan: PT Nusantara Teknologi Solusi IP Address (Network ID): 172.25.0.0/20 Subnet Mask (Desimal): 255.255.240.0 Jumlah Network: 1 Jumlah Host Maksimal: 4.094
Nama Perusahaan: PT Digital Inovasi Mandiri IP Address (Network ID): 172.25.16.0/20 Subnet Mask (Desimal): 255.255.240.0 Jumlah Network: 1 Jumlah Host Maksimal: 4.094
Nama Perusahaan: PT Global Data Nusantara IP Address (Network ID): 172.25.32.0/20 Subnet Mask (Desimal): 255.255.240.0 Jumlah Network: 1 Jumlah Host Maksimal: 4.094
Nama Perusahaan: PT Cipta Informatika Abadi IP Address (Network ID): 172.25.48.0/20 Subnet Mask (Desimal): 255.255.240.0 Jumlah Network: 1 Jumlah Host Maksimal: 4.094
Nama Perusahaan: PT Sentra Komputindo Raya IP Address (Network ID): 172.25.64.0/20 Subnet Mask (Desimal): 255.255.240.0 Jumlah Network: 1 Jumlah Host Maksimal: 4.094
1.PT Graha Sumber Teknologi = IP Address: 103.189.197.81
Hasil: Kelas: A
Subnet mask: 255.0.0.0
2. PT Trisari Data Indonesia = IP Address: 103.147.76.65
Hasil: Kelas: A
Subnet Mask: 255.0.0.0
3.PT Inovasi Nusantara = IP Address: 103.112.54.22
Hasil: Kelas: A Subnet Mask: 255.0.0.0 4.PT Global Teknindo = IP Address: 103.78.45.11 Hasil: Kelas: A Subnet Mask: 255.0.0.0
5.PT Solusi Digital Mandiri = IP Address: 103.99.88.77
Hasil: Kelas: A
Subnet Mask: 255.0.0.0
PT Citra Media Komputindo = IP Address: 172.16.12.90
Hasil: Kelas: B
Subnet Mask: 255.255.0.0
PT Sinar Jaya Teknologi = IP Address: 150.189.64.34
Hasil: Kelas: B
Subnet Mask: 255.255.0.0
PT Artha Data Solusindo = IP Address: 181.200.11.23
Hasil: Kelas: B
Subnet Mask: 255.255.0.0
PT Prima Karya Informatika = IP Address: 160.143.67.101
Hasil: Kelas: B
Subnet Mask: 255.255.0.0
PT Andalan Jaringan Semesta = IP Address: 190.188.32.44
Hasil: Kelas: B
Subnet Mask: 255.255.0.0
PT Mega Link Indonesia = IP Address: 180.72.58.29
Hasil: Kelas: B
Subnet Mask: 255.255.0.0
PT Nusantara Internetindo = IP Address: 172.186.99.10
Hasil: Kelas: B
Subnet Mask: 255.255.0.0
PT Data Pratama Solusi = IP Address: 168.65.17.88
Hasil: Kelas: B
Subnet Mask: 255.255.0.
14.PT Vision Network Indonesia = IP Address: 192.33.44.55 Hasil: Kelas: C Subnet Mask: 255.255.255.0 15.PT Cyberlink Asia = IP Address: 203.12.56.199 Hasil: Kelas: C Subnet Mask: 255.255.255.0 16.PT Digitalindo Mitra Utama = IP Address: 202.170.76.42 Hasil: Kelas: C Subnet Mask: 255.255.255.0 17.PT InfoNet Global = IP Address: 198.48.22.89 Hasil: Kelas: C Subnet Mask: 255.255.255.0 18.PT Cakra Teknologi Nusantara = IP Address: 203.190.47.31 Hasil: Kelas: C Subnet Mask: 255.255.255.0 19.PT Satu Data Indonesia = IP Address: 202.177.20.120 Hasil: Kelas: C Subnet Mask: 255.255.255.0 20.PT Bina Solusi Teknologi = IP Address: 192.141.66.250 Hasil: Kelas: C Subnet Mask: 255.255.255.0