Selasa, 21 Oktober 2025

WILDCARD

 


Wildcard adalah simbol atau karakter khusus yang digunakan sebagai pengganti satu atau lebih karakter lain dalam pencarian atau pemfilteran data. Dengan kata lain, wildcard berfungsi untuk mewakili pola (pattern) tertentu agar kita bisa mencari data tanpa harus menuliskan kata secara lengkap atau spesifik.


 Contoh Umum Penggunaan Wildcard:

  1. Dalam sistem operasi (misalnya Windows atau Linux):

    • *.txt → menampilkan semua file yang berakhiran .txt

    • data* → menampilkan semua file yang diawali dengan kata "data"

    • ?ata.doc → akan cocok dengan data.doc, kata.doc, dll.

  2. Dalam database (misalnya MySQL, SQL Server):

    • Gunakan % dan _ sebagai wildcard di klausa LIKE:

      • SELECT * FROM siswa WHERE nama LIKE 'A%';
        → menampilkan semua nama yang diawali huruf "A".

      • SELECT * FROM siswa WHERE nama LIKE '_ndi';
        → menampilkan nama dengan 4 huruf yang diakhiri “ndi” (misal “Andi”).

  3. Dalam jaringan (networking):

    • Wildcard mask digunakan di router (seperti Cisco) untuk menentukan alamat IP mana saja yang termasuk dalam suatu aturan akses (ACL).
      Contoh:

      • Network: 192.168.1.0

      • Wildcard mask: 0.0.0.255

      • Artinya mencakup semua IP dari 192.168.1.0 sampai 192.168.1.255.


 Kesimpulan:

Wildcard digunakan untuk mempermudah pencarian, pemfilteran, dan pengaturan pola data tanpa harus menyebutkan semua kemungkinan secara eksplisit.
Simbol yang umum digunakan tergantung pada konteks:

  • * dan ? di sistem file.

  • % dan _ di SQL.

  • Pola biner seperti 0.0.0.255 di konfigurasi jaringan.


VLSM (Variabel length subnet mask) dalam pengaturan IP Address

 



VLSM Subnetting: Pengertian, Langkah-langkah, Manfaat, dan Studi Kasus

Press enter or click to view image in full size

Subnet

Subnet atu sub-jaringan adalah pembagian sebuah space alamat IP secara logical menjadi beberapa space jaringan yang lebih kecil. Salah satu kegunaan dari subnetting adalah untuk mengurangi network-wide threats dengan mengkarantina bagian-bagian jaringan sehingga membuat trespassers bergerak leluasa di dalam jaringan. Keuntungan lain dari subnetting adalah mengurangi kepadatan traffic jaringan dikarenakan traffic yang ditujukan untuk sebuah device hanya berada pada subnet device tersebut. Tanpa subnet, semua komputer dan server dalam sebuah jaringan dapat melihat packet yang dikirimkan oleh semua komputer lainnya.

Pengertian VLSM ( Variable Length Subnet Mask )

Salah satu cara melakukan subnetting pada jaringan adalah dengan metode VLSM. VLSM adalah pengembangan mekanisme subnetting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet-ones tidak bisa digunakan. Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.

Press enter or click to view image in full size
https://www.google.com/search?q=vlsm&rlz=1C1KNTJ_enID957ID957&sxsrf=ALiCzsblb3CQ6R3_AFRtTGthg4W2BvCtBg:1663143411439&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjhhP-B7JP6AhXwFbcAHRxNAQkQ_AUoAXoECAIQAw&biw=768&bih=752&dpr=1.25#imgrc=GH1XdIfsNkn_rM

Manfaat VLSM

- Efisien menggunakan alamat IP karena alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.

- VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara efektif mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.

- Berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.

Langkah-Langkah Subnetting Menggunakan Metode VLSM

Sebelum itu subnetting adalah teknik yang digunakan untuk memecahkan jaringan menjadi beberapa subjaringan yang lebih kecil. Teknik subnetting biasanya digunakan untuk memudahkan pengelola jaringan, seperti sistem dan network administrator dalam bekerja.
Menurut buku Pemrograman Jaringan dengan JAVA karangan Ach. Khozaimi, S.Kom., M.Kom., subnetting adalah proses untuk memecahkan atau membagi sebuah network menjadi beberapa network yang lebih kecil.

Karena pada dasarnya seorang admin jaringan tidak mutlak hanya berkutat dengan server-server beserta konfigurasinya saja, tapi dia juga harus bisa bermain-main dengan layer bawah dari OSI layer. Dalam realitanya admin jaringan pasti akan berhadapan dengan permasalahan topology jaringan.

130.20.0.0/20 Kita hitung jumlah subnet dahulu menggunakan CIDR, dan didapat: 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20 Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka: Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16 Maka blok tiap subnetnya adalah:

Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20

Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20

Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20

dst … sampai dengan

Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20

https://www.google.com/search?q=vlsm+subnetting&rlz=1C1KNTJ_enID957ID957&sxsrf=ALiCzsY5ugMZzIcLmk1amdj7JiqeDVfV6A:1663144767769&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwi7296I8ZP6AhWrB7cAHS9vBd0Q_AUoAnoECAEQBA&biw=1536&bih=754&dpr=1.25#imgrc=rCnpjpke0ygOkM&imgdii=wCK7fSlKd3skbM

Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu: 130.20.32.0 Kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu: /20 = (2x) = 24 = 16 Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat: 130.20.32.0/24 Kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :

Blok subnet VLSM 1–1 = 130.20.32.0/24

Blok subnet VLSM 1–2 = 130.20.33.0/24

Blok subnet VLSM 1–3 = 130.20.34.0/24

Blok subnet VLSM 1–4 = 130.20.35.0/24

dst … sampai dengan Blok subnet VLSM 1–16 = 130.20.47/24

Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1–1 yaitu 130.20.32.0 Kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Jaringan ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :

Blok subnet VLSM 2–1 = 130.20.32.0/27

Blok subnet VLSM 2–2 = 130.20.32.32/27

Blok subnet VLSM 2–3 = 130.20.33.64/27

Blok subnet VLSM 2–4 = 130.20.34.96/27

Blok subnet VLSM 2–5 = 130.20.35.128/27

Blok subnet VLSM 2–6 = 130.20.36.160/27

Blok subnet VLSM 2–1 = 130.20.37.192/27

Blok subnet VLSM 2–1 = 130.20.38.224/27

Studi Kasus

Press enter or click to view image in full size
VLSM Subnetting
VLSM Subnetting lokasi 2


Daftar 5 Perusahaan Beserta IP Address, Kelas IP, dan Subnet Mask dengan Prefik /20

 




  1. Nama Perusahaan: PT Nusantara Teknologi Solusi
    IP Address (Network ID): 172.25.0.0/20
    Subnet Mask (Desimal): 255.255.240.0
    Jumlah Network: 1
    Jumlah Host Maksimal: 4.094

  1. Nama Perusahaan: PT Digital Inovasi Mandiri
    IP Address (Network ID): 172.25.16.0/20
    Subnet Mask (Desimal): 255.255.240.0
    Jumlah Network: 1
    Jumlah Host Maksimal: 4.094

  1. Nama Perusahaan: PT Global Data Nusantara
    IP Address (Network ID): 172.25.32.0/20
    Subnet Mask (Desimal): 255.255.240.0
    Jumlah Network: 1
    Jumlah Host Maksimal: 4.094

  1. Nama Perusahaan: PT Cipta Informatika Abadi
    IP Address (Network ID): 172.25.48.0/20
    Subnet Mask (Desimal): 255.255.240.0
    Jumlah Network: 1
    Jumlah Host Maksimal: 4.094

  1. Nama Perusahaan: PT Sentra Komputindo Raya
    IP Address (Network ID): 172.25.64.0/20
    Subnet Mask (Desimal): 255.255.240.0
    Jumlah Network: 1
    Jumlah Host Maksimal: 4.094

Selasa, 14 Oktober 2025

kelas IP Address perusahaan

     1.PT Graha Sumber Teknologi = IP Address: 103.189.197.81

Hasil:  Kelas: A

Subnet mask: 255.0.0.0

    2. PT Trisari Data Indonesia = IP Address: 103.147.76.65

                    Hasil: Kelas: A

                                       Subnet Mask: 255.0.0.0 

    3.PT Inovasi Nusantara = IP Address: 103.112.54.22

              Hasil: Kelas: A
              Subnet Mask: 255.0.0.0
     4.PT Global Teknindo = IP Address: 103.78.45.11
              Hasil: Kelas: A
             Subnet Mask: 255.0.0.0
    5.PT Solusi Digital Mandiri = IP Address: 103.99.88.77
                 Hasil: Kelas: A
                    Subnet Mask: 255.0.0.0
  1. PT Citra Media Komputindo = IP Address: 172.16.12.90
      Hasil: Kelas: B
      Subnet Mask: 255.255.0.0

  2. PT Sinar Jaya Teknologi = IP Address: 150.189.64.34
      Hasil: Kelas: B
      Subnet Mask: 255.255.0.0

  3. PT Artha Data Solusindo = IP Address: 181.200.11.23
      Hasil: Kelas: B
      Subnet Mask: 255.255.0.0

  4. PT Prima Karya Informatika = IP Address: 160.143.67.101
      Hasil: Kelas: B
      Subnet Mask: 255.255.0.0

  5. PT Andalan Jaringan Semesta = IP Address: 190.188.32.44
      Hasil: Kelas: B
      Subnet Mask: 255.255.0.0

  6. PT Mega Link Indonesia = IP Address: 180.72.58.29
      Hasil: Kelas: B
      Subnet Mask: 255.255.0.0

  7. PT Nusantara Internetindo = IP Address: 172.186.99.10
      Hasil: Kelas: B
      Subnet Mask: 255.255.0.0

  8. PT Data Pratama Solusi = IP Address: 168.65.17.88
  Hasil: Kelas: B
  Subnet Mask: 255.255.0.

    14.PT Vision Network Indonesia = IP Address: 192.33.44.55
  Hasil: Kelas: C
  Subnet Mask: 255.255.255.0
    15.PT Cyberlink Asia = IP Address: 203.12.56.199
  Hasil: Kelas: C
  Subnet Mask: 255.255.255.0
    16.PT Digitalindo Mitra Utama = IP Address: 202.170.76.42
  Hasil: Kelas: C
  Subnet Mask: 255.255.255.0
    17.PT InfoNet Global = IP Address: 198.48.22.89
  Hasil: Kelas: C
  Subnet Mask: 255.255.255.0
    18.PT Cakra Teknologi Nusantara = IP Address: 203.190.47.31
  Hasil: Kelas: C
  Subnet Mask: 255.255.255.0
    19.PT Satu Data Indonesia = IP Address: 202.177.20.120
  Hasil: Kelas: C
  Subnet Mask: 255.255.255.0
    20.PT Bina Solusi Teknologi = IP Address: 192.141.66.250
  Hasil: Kelas: C
  Subnet Mask: 255.255.255.0

Komunikasi Optik 2 Mencari IP Address ISP




1. Alat-alat yang dibutuhkan

1.Adaptor/penyuplai data



2. HTB


3. Konventer kabel FO (Fiber Optik) ke Kabel UTP




4. kabel fiber optik

 5.Internet Provider berupa AccessPoint dan 2 buah Kabel UTP




2. Langkah Kerja

1. Colokkan adapter ke sumber listrik dapat berupa roll untuk menyediakan/menyalurkan daya yang diperlukan.



2. Sambungkan adaptor tadi, 1 ke HTB, dan 1 ke Konventer Kabel FO to UTP










3. Gunakan Kabel FO (Fiber optik), untuk menyambungkan antara Konventer FO to UTP dan HTB







4.Sambungkan kedua kabel UTP, 1 untuk menyambungkan dari AccessPoint ke Konventer FO to UTP dan 1 lagi untuk menyambungkan dari HTB ke Laptop.



5. Setting IP terlebih dahulu di Control panel, kemudian Configurasikan IP di CMD



6. Ping IPv4 Address yang diberikan dari hasil IP Configuration, untuk mengecek apakah sudah tersambung atau belum

























Selasa, 16 September 2025

Komunikasi Optik 1 Desain Sambungan Kabel LAN dan Fiber Optic

 Langkah Kerja


Anda akan memasang kabel dan melakukan konfigurasi jaringan, dimulai dengan menghubungkan sumber internet (ISP) ke switch menggunakan kabel UTP, kemudian meneruskannya ke converter FO 6 port menggunakan kabel LAN, lalu ke converter LAN to FO menggunakan kabel FO, dan akhirnya menuju ke router melalui kabel UTP ke port 1 (WAN). Router akan dikonfigurasi secara dynamic agar dapat mendistribusikan internet dari ISP ke port 2 dan port 3 sesuai dengan IP address berdasarkan nomor absensi masing-masing. Port 2 router akan terhubung ke access point menggunakan kabel UTP, sedangkan port 3 router akan disambungkan ke laptop melalui kabel LAN, di mana Anda akan melakukan konfigurasi access point secara static sesuai dengan IP address absensi masing-masing, termasuk pengaturan keamanannya. Sebagai hasil akhir, Anda akan melakukan pengujian kecepatan internet pada laptop menggunakan kabel LAN dan koneksi wireless dari access point, memastikan jaringan berfungsi dengan optimal.

Penjelasan Lengkap tentang ISP (Internet Service Provider)

1. Pengertian ISP

ISP atau Internet Service Provider adalah penyedia layanan internet yang memungkinkan individu, perusahaan, organisasi, maupun lembaga pemerintah untuk dapat terhubung dengan jaringan internet global. Tanpa adanya ISP, pengguna tidak akan bisa mengakses internet karena ISP bertindak sebagai perantara yang menghubungkan perangkat kita dengan jaringan internet luas.

ISP tidak hanya menyediakan akses internet, tetapi juga seringkali menawarkan layanan tambahan seperti email, hosting website, server cloud, keamanan jaringan, layanan telepon, hingga TV kabel.


2. Fungsi Utama ISP

Secara umum, fungsi ISP adalah menyediakan layanan agar pengguna bisa online. Namun jika diperinci, fungsinya adalah:

  1. Menyediakan akses internet

    • ISP memiliki infrastruktur berupa server, router, satelit, kabel optik, menara pemancar, dan lain-lain yang digunakan untuk menghubungkan pelanggan ke internet.

    • Contohnya: IndiHome menyediakan jaringan fiber optik untuk rumah, Telkomsel menyediakan internet melalui jaringan seluler.

  2. Mendistribusikan alamat IP

    • Setiap perangkat yang terhubung ke internet membutuhkan alamat IP (Internet Protocol). ISP bertugas memberikan alamat IP (baik statis maupun dinamis) kepada setiap pelanggan agar bisa mengakses internet.

  3. Mengatur kecepatan internet (bandwidth management)

    • ISP menentukan paket internet yang kita gunakan, misalnya 20 Mbps, 50 Mbps, atau kuota tertentu di jaringan seluler.

  4. Menyediakan layanan tambahan

    • Misalnya layanan email (contoh Gmail dulu awalnya bisa terhubung lewat ISP), hosting web, cloud storage, server VPN, atau bahkan layanan keamanan data.

  5. Memberikan layanan pelanggan (customer service)

    • ISP menyediakan bantuan teknis jika pelanggan mengalami gangguan jaringan.


3. Jenis-Jenis ISP

ISP dapat dibedakan berdasarkan teknologi yang digunakan untuk memberikan akses internet:

  1. Dial-up ISP

    • Teknologi lama, menggunakan saluran telepon dan modem untuk mengakses internet.

    • Kecepatannya sangat lambat (maksimal 56 kbps).

    • Sekarang hampir tidak digunakan lagi.

  2. DSL (Digital Subscriber Line)

    • Menggunakan saluran telepon tetapi dengan frekuensi berbeda sehingga bisa dipakai internet dan telepon secara bersamaan.

    • Lebih cepat dari dial-up.

  3. Broadband ISP

    • Menggunakan kabel koaksial atau fiber optik.

    • Menawarkan kecepatan tinggi dan stabil.

    • Contoh: IndiHome (fiber), Biznet, MyRepublic.

  4. Wireless ISP (WISP)

    • Menggunakan teknologi radio atau sinyal wireless untuk mengirim data.

    • Biasanya dipakai di daerah pedesaan atau terpencil yang tidak terjangkau kabel.

  5. Mobile ISP

    • Disediakan oleh operator seluler melalui jaringan 3G, 4G LTE, dan sekarang 5G.

    • Contoh: Telkomsel, Indosat, XL, Smartfren.

  6. Satellite ISP

    • Menggunakan satelit untuk memberikan akses internet.

    • Cocok untuk wilayah yang sangat terpencil, misalnya di tengah laut atau daerah yang sulit dipasang kabel.

    • Kekurangannya adalah latensi tinggi (karena sinyal harus bolak-balik satelit).


4. Cara Kerja ISP

Bagaimana sebenarnya ISP menghubungkan kita ke internet?

  1. Pengguna berlangganan ke ISP

    • Kita membayar biaya bulanan untuk mendapatkan akses internet.

  2. Perangkat kita terhubung ke modem/router ISP

    • Di rumah biasanya ada modem/router dari ISP yang terhubung ke jaringan kabel atau fiber optik ISP.

  3. ISP memberikan alamat IP

    • Setiap perangkat diberi IP agar bisa dikenali di jaringan internet.

  4. ISP meneruskan permintaan kita ke internet global

    • Misalnya kita mengetik www.google.com, permintaan itu dikirim ke ISP.

    • ISP lalu menggunakan DNS (Domain Name System) untuk menerjemahkan alamat domain menjadi alamat IP server Google.

  5. Data dikirim balik ke pengguna

    • ISP menyalurkan data dari server Google kembali ke perangkat kita.

Jadi, ISP adalah pintu gerbang utama antara pengguna dengan internet global.


5. Contoh ISP

  • Indonesia:

    • IndiHome (Telkom Indonesia)

    • Biznet

    • MyRepublic

    • First Media

    • Operator seluler (Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Smartfren)

  • Internasional:

    • AT&T (Amerika)

    • Verizon (Amerika)

    • BT (Inggris)

    • Comcast (Amerika)


6. Kelebihan dan Kekurangan ISP

Kelebihan:

  • Memudahkan akses internet bagi masyarakat luas.

  • Menawarkan berbagai pilihan paket internet sesuai kebutuhan.

  • Menyediakan layanan tambahan (TV kabel, email, cloud, VPN, dll).

Kekurangan:

  • Biaya langganan bisa mahal.

  • Terkadang ada gangguan jaringan.

  • Kecepatan internet bisa dipengaruhi jumlah pengguna (sharing bandwidth).

  • Tidak semua wilayah terjangkau, terutama pedesaan terpencil.


7. Kesimpulan

ISP (Internet Service Provider) adalah penyedia layanan yang menghubungkan perangkat kita ke internet. Fungsi utamanya adalah menyediakan akses internet, memberikan alamat IP, mengatur bandwidth, serta menyediakan layanan tambahan.

Jenis ISP bervariasi mulai dari dial-up, DSL, broadband, wireless, mobile, hingga satelit. Di Indonesia, contoh ISP yang umum adalah IndiHome, Biznet, MyRepublic, dan operator seluler seperti Telkomsel atau XL.

Singkatnya, tanpa ISP kita tidak akan bisa mengakses internet, sehingga perannya sangat vital dalam kehidupan digital modern.

Switch vs. Hub dalam Jaringan Komputer

Dalam dunia jaringan komputer, pemilihan perangkat konektivitas menjadi faktor fundamental yang menentukan efisiensi, keamanan, dan skalabilitas jaringan. Di antara berbagai perangkat yang ada, hub dan switch adalah dua komponen utama yang berfungsi menghubungkan perangkat dalam jaringan area lokal (LAN), namun dengan filosofi dan teknologi yang sangat berbeda. Laporan ini akan mengulas secara mendalam perbedaan esensial antara keduanya, dari cara kerja, performa, hingga implikasi keamanannya, yang dapat menjadi landasan penting dalam pengambilan keputusan teknis.

Hub, sebagai perangkat yang lebih tua dan lebih primitif, beroperasi pada Lapisan Fisik (Layer 1) dari model referensi OSI. Karakteristik utamanya adalah ketidakmampuannya untuk memproses data secara cerdas. Ketika sebuah paket data masuk ke salah satu port-nya, hub hanya menyalin sinyal listrik tersebut dan menyiarkannya atau menyebarkannya ke semua port lain yang terhubung. Proses ini, yang dikenal sebagai broadcasting, tidak peduli perangkat mana yang merupakan tujuan akhir dari paket data tersebut. Akibatnya, semua perangkat dalam jaringan yang terhubung ke hub menerima setiap paket data, meskipun sebagian besar akan mengabaikannya karena bukan ditujukan untuk mereka. Pendekatan ini menciptakan satu domain tabrakan (collision domain) yang besar, di mana tabrakan data sering terjadi, terutama pada jaringan dengan lalu lintas tinggi, menyebabkan penurunan kinerja yang signifikan. Meskipun hub menawarkan kesederhanaan dan biaya yang sangat rendah, keterbatasannya dalam performa, terutama terkait dengan pembagian bandwidth dan risiko tabrakan data, membuatnya tidak lagi relevan untuk sebagian besar kebutuhan jaringan modern.


Sebaliknya, switch merepresentasikan evolusi yang lebih cerdas dan efisien dari perangkat jaringan. Switch beroperasi pada Lapisan Data Link (Layer 2) dan beberapa model canggih bahkan pada Lapisan Jaringan (Layer 3). Berbeda dengan hub, switch menggunakan kecerdasannya untuk mempelajari dan menyimpan alamat MAC (Media Access Control) dari setiap perangkat yang terhubung ke port-nya, dan mencatatnya dalam sebuah tabel yang disebut Content Addressable Memory (CAM) atau tabel MAC address. Saat paket data tiba, switch memeriksa alamat MAC tujuan dari paket tersebut dan meneruskannya hanya ke port spesifik di mana perangkat tujuan berada. Ini dikenal sebagai proses packet switching atau unicasting. Kemampuan ini memberikan beberapa keuntungan fundamental:

1.Peningkatan Kinerja: Dengan meneruskan data hanya ke tujuan yang tepat, switch secara efektif memberikan bandwidth khusus untuk setiap port dan mencegah pemborosan bandwidth yang terjadi pada hub. Ini juga memecah jaringan menjadi beberapa domain tabrakan yang lebih kecil, yang secara drastis mengurangi risiko tabrakan dan meningkatkan throughput data.

2.Keamanan yang Lebih Baik: Karena paket data tidak disiarkan ke seluruh jaringan, risiko penyadapan data secara pasif oleh perangkat lain yang tidak berkepentingan jauh lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan hub.

3.Transmisi Full-Duplex: Switch mendukung mode transmisi full-duplex, memungkinkan perangkat untuk mengirim dan menerima data secara bersamaan, memaksimalkan efisiensi komunikasi.

Dari perspektif keamanan, perbedaan antara switch dan hub juga sangat mencolok. Penggunaan hub ibarat berteriak di sebuah ruangan penuh orang dan berharap hanya orang yang dituju yang akan mendengarkan. Sebaliknya, switch bertindak seperti pengiriman pesan rahasia yang hanya sampai ke penerima yang dituju, membuatnya jauh lebih sulit bagi pihak yang tidak berwenang untuk mengakses data yang ditransmisikan. Lebih lanjut, beberapa switch yang lebih canggih (switch Layer 3) dapat dikonfigurasi untuk membuat jaringan virtual (VLAN), yang memungkinkan administrator jaringan untuk memisahkan lalu lintas jaringan secara logis, meningkatkan keamanan dan fleksibilitas.

Pada akhirnya, meskipun hub mungkin masih ditemukan dalam beberapa aplikasi yang sangat sederhana atau sebagai perangkat warisan, dominasi switch dalam jaringan modern tidak terbantahkan. Biaya yang sedikit lebih tinggi untuk switch sebanding dengan manfaat yang ditawarkan dalam hal kecepatan, keamanan, dan kemampuan pengelolaan yang jauh lebih unggul. Pilihan antara keduanya harus didasarkan pada kebutuhan jaringan: hub untuk skenario yang sangat minimalis dan hemat biaya di mana performa dan keamanan bukan prioritas, sementara switch adalah pilihan yang tepat untuk jaringan yang membutuhkan efisiensi, skalabilitas, dan keamanan yang maksimal.

LAN

Local Area Network (LAN): Fondasi Konektivitas Lokal

Pendahuluan

Local Area Network (LAN) adalah salah satu konsep paling fundamental dalam dunia jaringan komputer. Istilah ini merujuk pada jaringan yang menghubungkan perangkat-perangkat di dalam area geografis yang terbatas, seperti rumah, kantor, sekolah, atau kampus universitas. Sejak kemunculannya pada tahun 1970-an, LAN telah merevolusi cara kita berbagi sumber daya dan berkomunikasi. Dari sekadar menghubungkan beberapa komputer di sebuah ruangan, LAN kini telah berkembang menjadi infrastruktur kompleks yang mendukung berbagai perangkat modern, mulai dari printer, server, hingga perangkat IoT.

Sejarah Perkembangan LAN

Konsep awal LAN mulai dieksperimenkan pada era 1970-an, ketika para peneliti di universitas dan pusat riset mulai mencari cara untuk menghubungkan komputer-komputer dalam area kecil. Perkembangan signifikan terjadi pada tahun 1980-an dengan munculnya teknologi Ethernet, yang dirancang oleh Robert Metcalfe di Xerox PARC. Ethernet menjadi metode transmisi data yang dominan dalam LAN karena kesederhanaan, keandalan, dan kecepatannya. Adopsi Ethernet secara luas mempercepat evolusi LAN, menjadikannya standar industri yang tidak hanya digunakan di lingkungan korporat tetapi juga di rumah-rumah pribadi.

Komponen-Komponen Utama LAN

Sebuah LAN yang berfungsi dengan baik terdiri dari beberapa komponen kunci yang saling bekerja sama:

-Perangkat Akhir (End Devices): Ini adalah perangkat yang digunakan pengguna, seperti komputer desktop, laptop, smartphone, tablet, server, dan printer.

-Perangkat Jaringan (Network Devices): Perangkat ini mengelola lalu lintas data di dalam LAN. Contohnya adalah:

1.Switch: Menghubungkan perangkat dalam LAN dan secara cerdas meneruskan paket data ke tujuan yang benar menggunakan alamat MAC.

2.Router: Bertanggung jawab menghubungkan LAN dengan jaringan lain yang lebih besar, seperti internet atau Wide Area Network (WAN).

3.Access Point (AP): Memungkinkan perangkat nirkabel (Wi-Fi) untuk terhubung ke jaringan LAN.

-Media Transmisi: Media yang digunakan untuk mengirimkan data. Ini bisa berupa:

1.Kabel: Misalnya kabel Ethernet (UTP, STP) untuk koneksi fisik.

2.Nirkabel: Menggunakan teknologi Wi-Fi yang memanfaatkan gelombang radio.

Kartu Antarmuka Jaringan (NIC): Setiap perangkat yang ingin terhubung ke LAN harus memiliki NIC, baik yang terpasang secara fisik maupun terintegrasi.

Arsitektur dan Topologi LAN

Arsitektur LAN mendefinisikan struktur dan protokol yang digunakan, sementara topologi mengacu pada tata letak fisik perangkat dalam jaringan. Beberapa topologi LAN yang paling umum meliputi:

1.Topologi Bintang (Star): Semua perangkat terhubung ke satu titik pusat, biasanya switch. Ini adalah topologi yang paling umum dan mudah dikelola.
2.Topologi Bus: Semua perangkat terhubung ke satu kabel tunggal. Topologi ini sudah jarang digunakan karena memiliki titik kegagalan tunggal pada kabel utama.
3.Topologi Cincin (Ring): Perangkat terhubung dalam lingkaran tertutup. Topologi ini juga semakin jarang digunakan.
4.Topologi Pohon (Tree): Menggabungkan beberapa topologi bintang menjadi satu dengan menggunakan hub atau switch sebagai pusat.

Cara Kerja LAN

Cara kerja LAN modern, terutama yang menggunakan switch, sangat efisien. Ketika perangkat A ingin mengirim data ke perangkat B dalam LAN yang sama, prosesnya kurang lebih sebagai berikut:

1.Pengalamatan: Setiap perangkat di LAN memiliki alamat IP dan alamat MAC unik.
2.Pengiriman Paket: Perangkat A mengirim paket data ke switch yang terhubung.
3.Penerusan Cerdas: Switch, yang memiliki tabel MAC address, mengetahui di mana perangkat B berada. Switch kemudian meneruskan paket data langsung ke port perangkat B, tanpa harus menyebarkannya ke semua perangkat lain.
4.Komunikasi: Perangkat B menerima paket data tersebut dan memprosesnya, memungkinkan komunikasi yang cepat dan efisien.

Jenis-Jenis LAN

Berdasarkan struktur dan pengelolaannya, LAN dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama:
1.LAN Klien/Server: Jaringan ini memiliki satu atau lebih server terpusat yang mengelola sumber daya, aplikasi, dan data untuk perangkat-perangkat klien. Ini adalah model yang umum digunakan di perusahaan besar.
2.LAN Peer-to-Peer: Jaringan ini tidak memiliki server terpusat. Setiap perangkat memiliki fungsi dan otoritas yang setara. Model ini sering digunakan di jaringan rumahan atau kantor kecil karena lebih sederhana.

Manfaat dan Keunggulan LAN

Penerapan LAN menawarkan banyak keuntungan signifikan:

Berbagi Sumber Daya: Pengguna dapat berbagi sumber daya fisik (printer, scanner) dan logis (aplikasi, file) secara efisien, menghemat biaya.

Transfer Data Cepat: Komunikasi antar perangkat dalam LAN terjadi dengan kecepatan tinggi karena jarak yang pendek dan bandwidth yang besar.

Manajemen Terpusat: Di jaringan klien/server, manajemen data, keamanan, dan backup dapat dilakukan secara terpusat, memudahkan administrator.

Kolaborasi Efektif: Memungkinkan pengguna untuk bekerja sama dalam proyek dan berkomunikasi dengan mudah melalui email atau aplikasi internal.

Tantangan dan Kekurangan LAN

Meskipun memiliki banyak keunggulan, LAN juga menghadapi beberapa tantangan:

Biaya Awal: Pemasangan LAN, terutama pada skala besar, bisa membutuhkan biaya yang signifikan untuk perangkat keras dan instalasi.

Risiko Keamanan: Jika tidak dikelola dengan baik, LAN dapat rentan terhadap serangan siber. Keamanan terpusat menjadi kritis untuk mencegah akses tidak sah.

Keterbatasan Geografis: LAN terbatas pada area fisik yang kecil. Untuk menghubungkan jaringan yang lebih luas, diperlukan teknologi seperti WAN.

Titik Kegagalan Tunggal: Dalam topologi tertentu, kegagalan pada perangkat sentral (misalnya, server) bisa melumpuhkan seluruh jaringan.

HTB (Hierarchical Token Bucket)

HTB adalah sebuah algoritma yang digunakan untuk mengatur lalu lintas jaringan agar lebih terkontrol. Konsep ini banyak dipakai pada router atau server berbasis Linux untuk membagi bandwidth sesuai kebutuhan. Dengan HTB, administrator jaringan dapat membuat aturan pembagian kecepatan internet, misalnya membatasi pengguna tertentu atau memberikan prioritas untuk aplikasi penting seperti video konferensi.
Manfaat utama HTB adalah mencegah satu pengguna menyedot seluruh bandwidth, menjaga kestabilan koneksi, serta mengurangi delay dalam pengiriman data. Jenis implementasi HTB biasanya ada pada sistem manajemen trafik di ISP (Internet Service Provider) maupun perusahaan besar. Contoh penerapan adalah pembagian bandwidth adil di warnet atau kampus sehingga semua pengguna bisa menikmati kecepatan internet merata.

Fiber Optic (FO)

Fiber Optic atau serat optik merupakan media transmisi yang menggunakan serat kaca atau plastik untuk menghantarkan data dalam bentuk cahaya. Teknologi ini jauh lebih cepat dibandingkan kabel tembaga dan mampu menjangkau jarak hingga ratusan kilometer dengan tingkat kehilangan sinyal yang sangat rendah.
Manfaat FO antara lain menghadirkan internet berkecepatan tinggi, mendukung komunikasi jarak jauh, serta meningkatkan kualitas layanan digital seperti streaming, gaming online, dan cloud computing. Jenis FO dibagi menjadi single mode (digunakan untuk jarak jauh dengan kapasitas besar) dan multi mode (lebih murah, digunakan untuk jarak menengah atau pendek). Contoh penerapan FO adalah layanan internet fiber dari penyedia seperti IndiHome, Biznet, dan First Media.

Converter

Converter adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk mengubah jenis sinyal atau media transmisi. Fungsi utamanya adalah menjembatani perangkat dengan media berbeda agar tetap bisa saling terhubung. Contoh yang paling sering ditemui adalah media converter yang mengubah sinyal listrik dari kabel tembaga (UTP) menjadi sinyal cahaya untuk fiber optic, atau sebaliknya.
Manfaat converter adalah memungkinkan integrasi antara teknologi lama dan baru, menghemat biaya pembangunan jaringan baru, serta mempermudah perluasan jaringan. Jenis converter ada yang khusus untuk Ethernet, coaxial, hingga USB. Contoh penggunaannya adalah saat perusahaan ingin menghubungkan gedung yang jauh menggunakan fiber optic, tetapi perangkat jaringannya masih berbasis kabel tembaga.

Router

Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan dua atau lebih jaringan dan mengatur jalannya paket data. Router bekerja dengan membaca alamat IP dan menentukan jalur terbaik agar data sampai ke tujuan. Hampir semua rumah maupun kantor yang menggunakan internet pasti memiliki router.
Manfaat router adalah membagikan koneksi internet ke banyak perangkat, meningkatkan keamanan dengan firewall, serta mengelola trafik data. Jenis router sangat beragam, mulai dari router kabel (wired router), router nirkabel (wireless router), hingga router virtual yang dijalankan melalui perangkat lunak. Contoh penggunaan router adalah modem-router bawaan ISP atau router merek TP-Link, Mikrotik, dan Cisco.

Access Point

Access Point (AP) adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk menghubungkan perangkat nirkabel (seperti laptop dan smartphone) ke jaringan kabel menggunakan teknologi Wi-Fi. Access Point biasanya digunakan untuk memperluas jangkauan sinyal dan menghubungkan banyak pengguna dalam sebuah area.
Manfaat Access Point adalah mempermudah pengguna terhubung ke jaringan tanpa kabel, memperluas area jangkauan Wi-Fi, serta meningkatkan kapasitas pengguna yang bisa terhubung. Jenis Access Point meliputi standalone access point, controller-based access point, dan range extender. Contoh penggunaan adalah AP di sekolah, kampus, kafe, atau kantor yang menyediakan Wi-Fi publik agar banyak pengguna bisa terkoneksi dengan stabil.

WILDCARD

  Wildcard adalah simbol atau karakter khusus yang digunakan sebagai pengganti satu atau lebih karakter lain dalam pencarian atau pemfiltera...